Tuesday, November 10, 2009

Khotbah 8 Nov '09

BERSEMANGAT MELAYANI TUHAN

Roma 12:11

Seringkali hidup mengikut Tuhan seperti perlombaan lari marathon yang menempuh jarak kurang lebih 42 km. Dalam lari marathon ada 2 titik penting. Titik pertama diesbut sebagai titik kematian yang berada pada kilometer ke-36. Pada titik ini, biasanya seorang pelari akan kehabisan tenaga untuk berlari dan tidak lagi memiliki kekuatan untuk menyelesaikan lomba. Titik yang kedua dinamakan titik kehidupan yang berada pada kilometer ke-37. Pada titik ini, pelari akan mendapatkan kekuatan baru untuk menyelesaikan lomba.

Bukan hanya dalam lomba marathon, dua titik ini juga merupakan titik penting dalam kehidupan kita. Seringkali semakin lama kita mengikut Tuhan dan melayani-Nya, kita akan bertemu dengan kejenuhan, putus asa, dan kebosanan. Itulah titik kematian dalam kehidupan rohani kita. Oleh karena itu, kita perlu terus berlari mencapai kilometer 37, karena di sana ada kehidupan dan kekuatan yang memampukan kita untuk terus berjalan mengikut dan melayani Tuhan.

Jika demikian bagaimana kita menjaga agar kerajinan kita tidak kendor dan roh kita tetap menyala-nyala untuk mencapai titik kehidupan tersebut? Ada 3 hal yang dapat kita lakukan:

1. Kasih Yang Mula-Mula

Untuk dapat mencapai titik kehidupan tersebut, kita perlu kembali membangkitkan kembali kasih yang mula-mula kita rasakan ketika kita percaya kepada Yesus. Kasih yang mula-mula adalah kasih yang kita alami ketika kita menyadari bahwa melalui kematian-Nya kita sudah dibebaskan dari dosa dan mendapat hidup kekal. Kasih yang mula-mula inilah yang dapat menjadi bahan bakar untuk kita untuk terus berlari menuju titik kehidupan.

2. Tahu Finish Hidup Kita

Seringkali kesulitan kita untuk menjaga kerajinan kita dan semangat kita untuk mengikut dan melayani Tuhan dikarenakan kita tidak tahu finish hidup kita ada di mana. Sebagai orang percaya, finish hidup kita tidaklah berhenti pada saat kita meninggalkan dunia ini, tetapi finish hidup kita adalah saat kita berdiri di hadapan meja penghakiman Kristus untuk mempertanggung-jawabkan semua perbuatan kita. Kesadaran inilah yang memampukan kita untuk menjaga kerajinan kita dan semangat kita untuk terus mengkiut dan melayani Tuhan.

3. Jadikan Yesus Sebagai Fokus Hidup Kita

Ada banyak hal di sekitar kita yang dapat membuat semangat kita dalam pelayanan menjadi kendor. Masalah dan pergumulan, Perselisihan, keegoisan, hal-hal ini dapat membuat kita putus asa dan kehilangan semangat untuk melayani Tuhan. Oleh karena itu kita harus menjadikan Yesus sebagai fokus dalam hidup kita, Yesus yang telah mati untuk kita, Yesus yang setia menjadi sahabat kita, Yesus yang tidak pernah meninggalkan kita. Sehingga roh kita dapat terus menyala-nyala untuk melayani Tuhan.

Biarlah ketiga hal ini senantiasa ada dalam hidup kita, supaya hati dan hidup kita senantiasa memiliki semangat yang tidak pernah padam untuk mengikut Tuhan dan melayani Tuhan dengan segenap hati, segenap kekuatan, dan segenap akal budi kita.

Tuhan Yesus Memberkati Kita Semua

Tuesday, November 3, 2009

Imperfection That Makes Perfection!

"Mungkinkah???" Itulah pertanyaan yang pertama kali muncul ketika aku menonton sebuah iklan yang dibuat oleh sebuah yayasan bagi keluarga... Dalam iklan tersebut, seorang istri menyampaikan kata-kata terakhir bagi semua semua orang yang hadir dalam acara kedukaan suaminya... dalam kata sambutannya, dia tidak berkata mengenai sesuatu yang baik tentang suaminya...tetapi dia memperlihatkan sisi kekurangan dari suaminya, mengenai bagaimana suaminya suka mendengkur jika tidur, ataupun suka terbangun apabila dia tidur... Semua hal tersebut adalah kekurangan yang dimiliki suaminya...

Tapi menarik sekali, dia mengatakannya bukan untuk menjatuhkan reputasi dari suaminya...melainkan dia mengeluarkan satu statement yang rasanya dapat membuat kita berpikir keras mengenai perkataannya. Dia mengatakan, "In the end is these small things you remember, a little imperfections that make them perfect..." (Kalian dapat melihatnya di sini: http://www.youtube.com/watch?v=s2XLZsiCBsA).

Mungkinkah ketidak-sempurnaan membuat sesuatu menjadi sempurna??? Bagaimana mungkin????
Tetapi, semakin lama aku berpikir semakin aku tidak bisa menemukan alasan ataupun argumentasi untuk menerima pernyataan itu sebagai sesuatu yang masuk akal.

Tetapi semakin lama, aku menyadari bahwa dalam kehidupan yang kita jalani ada banyak ketidak-sempurnaan dalam hidup kita. Ketidak-sempurnaan yang kadangkala membuat kita kecewa, sedih, marah, bahkan terluka. Dan aku menyadari bahwa tidak ada orang yang menyukai ketidak-sempurnaan, setiap kita mengharapkan kesempurnaan.

Dan semakin lama kita merenungkan pernyataan itu, kita akan mulai mengerti bahwa kita tidak dapat mengerti hal ini dengan logika ataupun pikiran kita. Karena kita pun perlu menyadari bahwa diri saya dan dirimu bukanlah seorang manusia yang sempurna. Kita sendiri adalah manusia yang tidak sempurna, yang kadangkala bisa membuat orang yang di sekitar kita merasa kecewa, marah, sedih, bahkan terluka oleh perkataan kita atau perbuatan kita.

Jangan pernah membenci perkataan ini bahwa "Imperfections Can Make Our Life Perfect". Semakin aku merenungkan statement ini, aku semakin mengalami arti dari perkataan ini. Ketidak-sempurnaan betul-betul dapat membuat hidup kita sempurna. Coba pikirkan, kalau saja hidupmu dan hidupku sempurna, perlukah kita bersandar kepada Tuhan? Kalau saja hidup kita begitu sempurna, akankah kita selalu merindukan pertolongan dan pemeliharaan Tuhan? Kalau saja hidup kita begitu sempurna, mungkinkah kita percaya kepada Tuhan untuk keselamatan kita?

Ketidak-sempurnaan akan selalu ada selama kita masih hidup, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita meresponi ketidak-sempurnaan itu sebagaimana Tuhan bersikap kepada setiap kita yang tidak sempurna, yang sering menyakiti hati-Nya, yang seringkali mendukakan Tuhan. Tuhan Yesus selalu mengasihi kita, bahkan Dia mati bagi kita saat kita hidup dalam ketidak-sempurnaan kita.

Kawan, kita tidak pernah tahu kapan kita meninggalkan dunia ini, tetapi satu hal yang kita tahu, kita masih hidup di dalam dunia yang penuh dengan ketidak-sempurnaan. Tetapi biarlah Ketidak-sempurnaan itu menjadikan hidup kita sempurna...Karena Tuhan selalu bekerja dalam semua hal termasuk dalam ketidak-sempurnaan kita untuk mendatangkan kebaikan bagi aku, kamu, dan setiap orang yang mengasihi-Nya (Roma 8:28).

Imperfection That Makes Perfection!

Tuhan Yesus memberkati kita semua!


Bernard Jiang
4 November '09

BUSY (Being Under Satan's Yard)

BUSY (Being Under Satan's Yard)

Pertama kali mendengar akronim ini, aku merasa hal ini cukup lucu. Aku berpikir bahwa orang yang menemukan akronim ini pastilah orang yang sangat kreatif. Hal ini cukup membuatku tertawa. Tetapi semakin lama direnungkan, judul di atas tidak lagi menjadi sesuatu yang lucu, namun menjadi peringatan penting di dalam kehidupan kita sehari-hari. Aku mendengar akronim ini dari seorang bernama Nick Vujivic. Seseorang yang aku percaya sudah mengalami Tuhan di dalam hidupnya. Sehingga dia bias sangat menghargai hidupnya dan Tuhan yang memberikan hidup kepadanya. Seseorang yang mampu menolong kita untuk melihat betapa indahnya hidup ini dalam semua situasi ataupun keadaan, asalkan kita berjalan bersama dengan Tuhan.

Aku percaya bahwa setiap kita memiliki kesibukan masing-masing. Baik dalam hal pekerjaan, study, maupun dalam aktifitas kita sehari-hari. Kesibukan bukan lagi sesuatu yang luar biasa dalam hidup kita. Bahkan kesibukan itu sendiri sudah menjadi rutinitas dalam hidup kita. Rasanya agak aneh kalau kita tidak memiliki kesibukan dalam hidup kita. Tapi saya percaya bahwa setiap kita memiliki alasan masing-masing untuk bersibuk ria. Namun kita perlu berhati-hati kawan, seringkali kesibukan dapat merenggut waktu yang kita miliki. Waktu untuk keluarga, waktu untuk sahabat, waktu untuk diri sendiri, bahkan jika kita tidak waspada maka kesibukan dapat merenggut waktu kita yang paling berharga untuk berkomunikasi dengan Tuhan Yesus.

Ada banyak hal yang bisa didefinisikan mengenai waktu berkomunikasi dengan Tuhan. Beberapa diantaranya seperti, kita kehilangan waktu doa kita, waktu kita untuk membaca Firman Tuhan, bahkan kalau kesibukan sudah menjadi gaya hidup kita, bukan tidak mungkin bahwa kita dapat kehilangan waktu kita untuk beribadah kepada Tuhan, baik hari minggu ataupun hari-hari lainnya. Hal-hal ini rasanya menjadi hal yang biasa mengingat dunia yang kita hidupi bergerak sedemikian cepat dan menuntut kita untuk melakukan segala sesuatu serba cepat.

Hal ini tidaklah salah, tetapi hal ini menjadi sesuatu yang salah, ketika kita terjebak di dalam kesibukan untuk memenuhi tuntutan dunia ini. Oleh karena itu tidaklah mengherankan Nick berkata bahwa BUSY adalah Being Under Satan’s Yard. Iblis senang sekali jika kita terjebak dalam kesibukan, karena hal itu dapat membuat kita jauh dari Tuhan. Dan bukan hanya urusan dunia, tidak jarang kesibukan pelayanan juga dapat membuat kita jauh dari Tuhan. Seringkali kita terlalu sibuk mempersiapkan segala sesuatu sehingga kita lupa untuk mengalami Tuhan dalam pelayanan kita.

Ingat kisah Marta dan Maria dalam Lukas 10:38-42? Dalam kisah itu diperlihatkan bagaimana Marta begitu sibuk melayani Tuhan, sampai-sampai Marta melupakan sesuatu yang paling penting dalam hubungannya dengan Tuhan Yesus, seperti yang Maria lakukan, yaitu duduk diam di dekat kaki Tuhan Yesus dan mendengarkan perkataan-Nya.

Bukankah kisah Marta dan Maria, seringkali juga menjadi kisah hidup kita? Cobalah kita periksa diri kita saat ini, apakah kesibukan sudah mengontrol hidupmu? Apakah saat ini kita sedang berada di halaman Setan? Jadilah seperti Maria yang tahu apa yang harus dilakukan di dalam hidupnya, yaitu ketika Maria tidak membiarkan kesibukan mengontrol hidupnya, kesibukan tidak mengambil waktunya yang berharga dengan Tuhannya. Maria duduk diam di dekat kaki Tuhan Yesus dan mendengar perkataan-Nya.

Tuhan memberkati.


Bernard Tjio
4 Nov '09